Rinca adalah sebuah pulau yang terletak di Kepulauan Nusa Tenggara. Pulau Rinca berada di sebelah barat Pulau Flores, yang dipisahkan oleh Selat Mola. Titik tertinggi pulau ini berada di Doro (Gunung) Ora, 670 m dpl. Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia.
Wisatawan dapat melihat komodo di Pulau Rinca. Jadi, tidak hanya di Pulau Komodo saja. Lebih mudah melihat komodo di Pulau Rinca dibandingkan dengan di Pulau Komodo itu sendiri. Mengapa? Karena luas Pulau Rinca yang lebih kecil dari Pulau Komodo, sehingga kemungkinan untuk melihat komodo lebih besar di Loh Buaya (Pulau Rinca).
Seperti di Loh Liang (Pulau Komodo), PT. PNK yang memegang hak konsesi pariwisata di Loh Buaya (Pulau Rinca), menyediakan jasa Naturalist Guide (Ranger) membimbing wisatawan ketika melakukan trekking. Jalur yang ditawarkan juga ada 3 jenis, yaitu jalur pendek (30 menit), jalur medium (1.5 jam) dan jalur panjang (sekitar 2.5 jam). Uniknya, di Loh Buaya (Pulau Rinca) ini, wisatawan dapat langsung melihat komodo tanpa harus berjalan jauh.
Perjalanan menuju Pulau Rinca dijangkau dengan pesawat dari Jakarta menuju Denpasar, Bali, selama lebih kurang 90 menit. Perjalanan kemudian dilanjutkan dari Denpasar menuju Labuan Bajo, ibu kota kabupaten Manggarai Barat menggunakan pesawat yang lebih kecil selama lebih kurang 60 menit. Dari Labuan Bajo, perjalanan selanjutnya hanya bisa ditempuh melalui jalur laut dengan kapal. Transportasi yang satu ini banyak disewakan warga setempat di Pelabuhan Labuan Bajo dengan harga kisaran Rp 800.000 hingga Rp 3 juta per hari tergantung jenis kapal dan berapa lama sewa.
Perjalanan dari Pelabuhan Labuan Bajo menuju Pulau Rinca ditempuh lebih kurang 2 jam dengan menggunakan perahu motor. Meski relatif dekat, perjalanan dilakukan sepagi mungkin untuk menghindari terik matahari, menggingat Pulau Rinca merupakan padang savana yang gersang dan panas terutama saat musim kemarau.
Di gerbang masuk Loh Buaya, ratusan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) bertenger di pohon bakau. Tampak para pemandu (ranger) dengan kelengkapan tongkat kayu sepanjang 2,5 meter memiliki cabang diujungnya berfungsi untuk menahan leher atau hidung komodo ketika menyerang. Nampak deretan beberapa kerangka kepala kerbau, rusa, kuda, dan babi hutan yang pernah dimangsa komodo.
Dalam perjalanan, nampak beberapa ekor komodo berteduh di bawah kolong rumah panggung. Komodo sangat sensitif terhadap bau darah dan bangkai. Bahkan reptil raksasa ini bisa mencium darah dan bangkai dari jarak 20 kilometer dengan lidahnya.
Banyak wisatawan kini lebih suka mengunjungi Pulau Rinca ketimbang Pulau Komodo, karena selain jaraknya lebih dekat, sekitar dua jam dari Labuan Bajo, landscape Pulau Rinca yang lebih datar dan lebih terbuka menyebabkan komodo-komodo di pulau ini jauh lebih mudah ditemukan. Inilah pesonanya!
Total populasi komodo di TNK berjumlah lebih kurang 2.500 ekor. Sebanyak 1.300 ekor hidup di Pulau Komodo, 1.100 ekor di Pulau Rinca (211 km2), sisanya 100 ekor hidup di Pulau Gilimotang, dan Nusa Kode. Komodo, pulau dengan ketinggian 0-735 dpl tersebut merupakan habitat bagi rusa (Cervus timorensis floresiensis), babi hutan (Sus scrofa), dan puluhan jenis burung, 12 jenis ular dan satwa lainya. Sementara tanaman khas antara lain pohon lontar (Borassus flabellifer), pohon asam (Tamarindus indica), kepuh (Streculia foetida), bidara (Ziziphus jujuba), dan jarak tintir (Jatropha multifida).
Keindahan TNK saat ini sedang dipertaruhkan. Rencananya 28 finalis akan memperebutkan tujuh pesona keajaiban dunia yang baru (new 7 wonders) melalui voting online di www.new7wonders.com. Hasil voting akan diumumkan 11 November 2011. New 7 Wonders memang memiliki peran strategis meningkatkan pariwisata Indonesia, terlebih bila Indonesia masuk tujuh besar keajaiban dunia yang baru. Namun apakah Komodo bisa masuk ke dalam tujuh keajaiban dunia yang baru? Kita nantikan jawabannya tahun depan. vibizlife.com
0 komentar:
Posting Komentar